Affiliate Program ”Get Money from your Website”

-Guru, Bukan Sekedar-

Guru, seorang yang amat istimewa dimata dunia. Karenanya kegelapan dapat tercahayai, kebodohan terperangai, keadilan dapat ditegakkan, dan oran-orang besar tercipta. Guru, seorang yang sangat sederhana dalam menyampaikan sebuah nasihat. Ia menegur kala anaknya salah, memperbaiki saat anaknya kacau balau. Begitulah, guru.

Namun, juga tidak sedikit yang menyelewengkan hakikat guru. Entah karena tujuanya atau apanya saya tidak tahu. Apakah honorium yang didapatnya terlalu besar? Ataukah gaji pokok, tunjangan profesi, dan prestasi lebih dari cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya?  #Eh,bukanyakebalik? Entahlah?

Saat bersilaturahim ke sekolah, guru SMA saya menyampaikan sesuatu yang sangat sederhana untuk menjadi seorang guru. Beliau menuturkan, "kita itu jadi guru bukan karena ini itunya, hakikat dari mendidik ialah semata-mata melimpahkan yang baik-baik kepada anak didik sebagai tanda persembahan kita kepada Allah. Sekali lagi, anda musti mengikhlaskan tujuan untuk dan karena Allah. Bukan iming-iming jadi PNS."

Saya hanya bisa mengkerutkan kening, sambil mentafakuri apa yang telah disampaikan oleh beliau. Mungkin selama ini saya salah untuk menerjemahkan "apa itu guru?" Sehingga sebuah nasihat sederhana mampir didalam hati. Luarbiasa, menambahkan rasa tentram untuk lebih memfokuskan pada pengabdian diri pada Allah bukan pada yang mengiming-imingi ini itu.

Memang tidak salah sih mengharapkan ini itu, tapi jangan salah kalau menyebabkan pikiran bertabur dengan materi-materi bukan lagi hakikat (makna). Sehingga tidak salah kalau Allah memberikan kita sebuah nasihat melalui penyakit, kecelakaan, atau kehilangan jabatan atau sesuatu yang berharga karena terlalu berfokus pada materi. Bukan hanya guru mungkin, semua jenis profesi akan mengalami sunatullah. Ikhlas akan dibalas dengan yang baik-baik, namun jika sebaliknya akan dibalas dengan yang tidak baik. Baik dari kacamata dunia maupun akhirat. #kokjadikesiniyahpembahasanya?

Lalu sebaiknya bagaimana?

Saya tidak tahu yang baik itu bagaimana, tapi jika ada benak untuk menjadi seoarang guru sebaiknya kita perlu dekat-dekat dengan hakikat kita diciptakan. Wama kholaktul jinna wal insa illaliya’buduun. Ya, kita diciptakan semata untuk menyembah Allah bukan menyembah materi. Seperti yang ditegaskan oleh Panglima Perang Khalid bin Walid, “Aku berperang bukan karena Umar tapi karena Allah.” Bahasa yang sederhana kembali dituturkan oleh Ustadz Yusuf Mansur, ”Saya mau jadi pengusaha supaya bisa memberangkatkan orang tua pergi haji, bisa memberangkatkan ibu dari karyawan-karyawan ibadah haji.” #lohapahubunganyadenganguru? Nah, ini dia. Apapun profesinya, cita-citanya, harapannya musti dijaga dengan kalimat Allah. Pergi haji tujuannya Allah? Jadi pengusaha tujuannya Allah? Begitu pun guru. Sepakat?

Jangan salahkan Allah. Kalau dengan hanya tujuan karena-Nya presatasi kita selalu naik. Gaji kita selalu menanjak. Dan anak-didik kita banyak yang jadi orang besar yang jujur dan amanah. Benar? Sepertinya saya terlalu menggurui yah? Memang benar, karena salah satu cita-cita saya jadi guru yah dari sekarang lah belajar menggurui. #hehe,janganmarahyah?

Nah, kalau niat sudah benar, cara sudah benar apakah hasilnya juga benar? Pasti! Sudah pasti! Saya katakan pasti. #songongbeneryah?

Hakikat sudah didapat, sekarang tinggal bagaimana supaya menjadi guru tidak hanya sekedar. Ya, sekedar ngajar, dapat gaji, lalu bikin soal ulangan, lalu memberikan nilai, lalu sudah deh. Eh, tunggu dulu.

Anak didik kita akan menjadi orang yang besar jika kita sebagai guru juga menanmkan cara-cara sifat orang besar didalam diri sendiri. Lihat, guru gajinya berapa? Untuk pemula ada yang 300rb, 500rb, 1jt, ada juga yang 2,5jt nah ada juga yang 5jt. Paling mentok 7-10jt. Ingat gaji guru yah?

Supaya tidak sekedar, guru juga harus sering membuat penelitian untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya. Guru juga harus bisa menulis supaya pengetahuannya senantiasa diupdet, bukan itu-itu aja bahannya. Jangan kalah sama mang bakso, mang bakso aja sering melakukan percobaan untuk menghasilkan bakso yang rasanya enak, empuk dan lezat. Lah, bagaimana guru? #Pleasedeh!

Lihat, orang-orang barat yang menemukan model dan metode pembelajaran. Apakah mereka tidak melakukan penelitian berkali-kali? Jangan salah, trial and eror sering jadi makanannya. Lalu kenapa kita yang hakikatnya untuk Allah kok malah tidak kreatif? Tidak menemukan model dan metode yang lebih efektif? #Pleasejanganbegitugituamat.

Sudah ngeh belum?

Belum. Maka kita ulas kembali yah? Guru hakikatnya ialah mengabdi kepada Allah sebagai perantara penyampai kebenaran, kebaikan dan keikhlasan melalui mata pelajaran yang diajarkannya. Setelah itu, guru bukan hanya berkutat pada bagaimana materi ajar itu habis begitu saja tapi juga harus nyampe ke anak-didik. Caranya? Sering-sering bereksperimen. Bukan hanya baca yang itu-itu aja. Sering-sering memperbaharui cara supaya tidak monoton, juga menyajikan bahan ajar dengan sesederhana mungkin supaya dapat dicerna oleh anak-didiknya.
Sudah paham? Sudah mas. :)
*
Sejatinya, kita dilahirkan untuk menjadi guru ialah sebagai penyampai kebenaran atas ilmu-ilmu-Nya. Tiada cara yang lebih baik selain melalui guru. Jangan salahkan anak-didik kalau ia tidak mengerti. Salahkan diri yang bisa jadi informasi yang disampaikan tidak tercerna. Jangan salahkan murid jika ia nakal, bisa jadi itu tanda kita sebagai guru dinasehati untuk memperbaiki diri dengan cara mendidiknya dengan baik. Jangan salahkan Allah, jika kita jadi guru gajinya segitu-gitu saja tidak naik-naik. Bisa jadi pelayanan kita belum memuaskan pelanggan (sekolah, pemerintah, yayasan dan yang membayar guru). Sederhananya, berekspresilah dengan melakukan banyak hal. Bisa dengan penelitian, menulis atau menjadi guru untuk guru. Istilahnya praktisi/trainer tentang keguruan. Pengalaman dosen saya ia dibayar 10jt sekali mengisi training keguruan. Luarbiasa bukan? Dan ingat, hakikat guru ialah hamba Allah yang mukhlis.

Baik, semoga di hari guru ini menjadi awal langkah pijakan buat para guru untuk memperbaiki kualitasnya. Sehingga ia tidak sibuk dengan tuntutan-tuntutan. Menuntut boleh, tapi tuntut diri dulu deh. Sepakat? :)

Sajakmu

Sajakmu, 
merayu qalbuku
menarikan jemari
di atas pena

sajakmu,
azat al-hidayat



Dadap Indramayu
12.24
12112013

- For Soul -


Jangan lagi engkau menanyakan mengapa aku hidup di dunia ini. Cukupkan engkau akan pertanyaan untuk apakah aku hidup di dunia ini?

Sadarkah engkau pada hidup yang senantiasa menganugerahi kebaikan atas segala yang terjadi pada hidupmu. Janganlah engkau berpaling dari semua ini, hadapila semua ini dengan ketenangan jiwamu, kelembutan tutur katamu dan kerendahan hatian sikapmu.

Ingatlah senantiasa engkau pada sebahagiaan hidup yang engkau jalani yang di dalamnya bermunculan keajaiban-keajaiban.. Sadarlah setiap kejadian senantiasa engkau hikmahkan. Sadarilah setiap terjangan yang menghadapkanmu pada badai namun engkau tetap melangkah untuk pecahkannya.

Sadarkah pada setiap kejadian yang menghebatkan hidupmu, yang semua orang menakjubkan diri pada kejelianmu, yang semua orang mengungkapkan terimakasih atas kepedulianmu. Sadarkah engkau pada setiap kejadian yang menganugerahi ilmu padamu. Sadarilah engkau yang senantiasa mengambil makna kehidpan sebagai pelajaran. 

Lalu akan kemanakah lagi engkau akan bermuara? Tidak cukupkah atas begitu banyak karunia Tuhan yang engkau dapatkan?


Engkau melewatkan masa demi masa penuh dengan hal-hal penting untuk kehidupan. Apakah engkau tak lagi memedulikan setiap tujuan hidupmu ini? Tolonglah, mengertilah pada dirimu sendiri. Bangunlah lagi dalam setiap alunan nafas hidupmu. Bersiaplah engkau untuk menakjubkan kembali masa-masa hidupmu yang penuh dengan kemuliaan, kebahagiaan dan kesejahteraan.

- Penantian Hidup -


Hidup ini memang tidak akan terlepas dari rasa ingin untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Semua insan pasti memilikinya, karena harapan merupakan pijakan untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang membawanya pada kesejahteraan, kedamaian dan kecemerlangan. Tidak ada yang pasti di dunia ini selalu ada dua sisi yang berlawanan. Namun bukan berarti harus melupakan semua harapan. Karena hidup ini tidak pasti untuk maraih harapan yang dicita-citakan maka ada kemungkinan-kemungkinan yang akan dicapai. Harapan yang satu memang tidak pasti tapi ada kemungkinan untuk dicapai. 

Manusia hanya dituntut oleh Allah untuk berusaha dengan kemampuan yang Allah anugerahkan, yakni berupa akal, jasmani dan lainya. Itu semua diciptakan untuk bekal manusia hidup di dunia ini. Sebenarnya ada titik balik yang perlu dicermati oleh semua insan, tercantum dalam ayatnya "Sesunggunya Aku (kata Allah) tidak akan menguba nasib suatu kaum melainkan kaum itu sendiri yang akan mengubahnya". Halnya dengan penantian hidup, yang berkaitan antara nasib dan uapaya. Nasib meskipun telah ditentukan oleh Allah dalam Lauh Mahfudz tidak berarti kehidupan ini sepenuhnya manusia harus menerima apa adanya. Telah digambarkan dalam surat cinta-Nya, yang dapat mengubah nasib bagi suatu kaum atau seseorang adalah kaum itu sendiri dan seseorang itu sendiri. Kalau dicermati, ternyata Allah membatasi diri-Nya yang berkaitan dengan nasib hidup manusia. Bukan berarti Allah tidak bisa, manusia dianugerahkan segenap potensi adalah sebagai upaya untuk menghadapi nasibnya. Tidak mungkin Allah langsung memberikan secara instan, senantiasa ada proses dan proses itulah yang menjadi penilaian di sisi-Nya. 

Lalu mengapa menanti kehidupan, padahal kehidupa ini telah berlangsung. Banyak yang menanti hidup karena hidup esok hari terasa lebih cerah, berpandangan lebih indah dari sekarang. Nah, pertanyaannya mengapa harus menanti? Kenapa tidak berupaya mulai dari sekarang untuk memperbaiki kehidupan yang hasilnya untuk hari esok. Masih saja berkutik pada penantian hidup, yang sebenarnya kehidupan esok akan lebih baik dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik setiap waktu. Yah seperti orang-orang yang menginginkan kesuksesan, bangun pagi, disiplin, ulet, tidak pantang menyerah, tampil rapih bukan karena ada acara atau yang lainnya, tepat waktu dan sebagaianya. Maka lakukan kebiasaan-kebiasaan baik itu tanpa harus ada paksaan. 

Jadi, penantian hidup bukanlah menanti kehidupan yang akan datang tanpa berupaya memperbaiki kehidupan saat ini. Hakikatnya ialah mengupayakan kebiasaan-kebiasaan baik setiap waktu tanpa dikekang oleh paksaan dengan ikhlas melakukannya untuk kehidupan yang lebih baik. 

Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 

SEMANGAT PERUBAHAN!!!

- Tiada Menunda -

Lakukan sekarang apa yang Anda akan lakukan satu jam lagi

lakukan hari ini apa yang Anda akan lakukan besok

lakukan minggu ini apa yang Anda lakukan minggu dengan

lakukan bulan ini apa yang Anda akan lakukan bulan depan

lakukan tahun ini apa yang Anda akan lakukan tahun depan

- Di Dalam Krangkeng -

Ketenangan hati merupakan central yang dapat menenangkan semua organ dalam tubuh. Dengan ketenangan hati dapat menenangkan isi fikiran, perkataan, kepribadian dan masih banyak lagi. Hati, kunci pembuka yang ada dalam diri insan. Untuk menemukannya maka temuilah yang menciptakannya. Allahurobbul'alamiin.

Di dalam krangkeng, istilah yang menggambarkan keadaan hati yang terpenjara dalam buasnya kehidupan. Krangkeng yang berarti kandang macan atau penjara buat harimau. Halnya setiap insan yang hidup di dunia ini ada yang merasakan seperti terpenjara di dalam kandang macan. Tidak dipungkiri kehidupanya penuh tekanan, ketakutan dan terkurung. Sangat mungkin, sulit kalau tidak ada sedikit keberanian untuk keluar. Mungkin akan bilang, jangankan untuk keluar, sedikit saja bergerak nyawa melayang.

Setidaknya kalau ada harapan untuk keluar akan ada pertolongan yang datang menemui. Daripada harus bercokol pada pandangan yang mengartikan keterkurungan didalamnya sebagai kematiannya. Keberadaannya di dalamnya akan bertahan singkat jika benar-benar ada harapan untuk keluar.

"Dunia ini tidak selebar daun kelor yang sekarang ada dalam pandanganmu. Sedikit saja ada keberanian yang lebih baik dari sekarang untuk keluar darinya. Dunia akan terasa lebih indah dan menyenangkan. Takut melangkah gagal selamanya."

Bubuhilah hati yang suci ini dengan harapan mulia, keberanian juang dan kerendahatian. Tidak ada istilah di dalam krangkeng lagi jika mencoba berani menanamkannya. Itu semua ada pada cara pandang dan yang utamanya ada di dalam hati. Baiknya hati membaikan semua laku, tutur dan fikiran. 

Selamat berjuang mengarungi hidup ini. Semoga Allah senantiasa mengiringi langkah bijakmu. Salam SUKSES!!!

- Mau Menunggu? -

Penantian terburuk dalam hidup ini adalah mengharapkan keajaiban tanpa dibarengi dengan upaya. Padahal rumus perjuangan kehidupan menjelaskan pengorbanan sama dengan hasi. Dimana ketika pengorbanan yang diupayakan keras maka membuahkan hasil yang optimal. Artinya setiap perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan akan sebanding dengan hasilnya. 

Diluaran sana tidak sedikit yang mengharapkan keajaiban. Sehingga waktunya dihabiskan untuk menunggunya. Apakah tidak menjoba membangun pandangan kembali. Mau menunggu sampai kapan? Tidakkah lebih baik jika didayagunakan untuk membangun jiwa . Menanamkannya dengan sebuah benih upaya atau pengorbanan. Ingatlah juga sebuah hasil tidak terbatas pada nilai materi, masih ada nilai-nilai yang lain yang terkandung dalam pengorbanan. Bisa dibilang kuasa Tuhan yang Maha Menilai.

Sekarang bangunlah jiwa kembali jikala telah meruntuh. Kuatkanlah jiwa kembali jikala telah melemah. Hanya perlu bangun dan bangunlah, jangan pernah ada pandangan titik akhir. Karena hidup ini merupakan proses, proses dan proses. Titik akhir akan ada masanya yang dikatakan sebagai akhir zaman. Maka apalah arti menunggu?

Keajaiban datang setelah kita berupaya dengan sungguh-sungguh. Tidak mengatakan lelah tapi lillah. Dalam jiwanya hanya ada pengorbanan untuk Tuhan. Bukan untuk pujian. Sadarilah makna hidup yang penuh rahmat ini dengan mengorbankan untuk sebanyak mungkin kebermanfaatan.

Teruslah berjuang dengan kata Lillah.

- Hari yang Indah -

Selayaknya mentari yang setiap hari menunjukkan sinarnya, walaupun awan menutupinya. Namun mentari tetap menerangi cahyanya pada bumi yang membutuhkan pencahayaannya. Tak peduli pada hentangan awan yang gelap ataupun yang cerah, bahagiaan tugasnya yang selalu menyinar. Apakah ini juga berlaku pada kehidupan kita? Semoga saja kita senantiasa dipancarkan cahya kemerekahan yang santun, rendah hati dan menyemangati diantara sesama. Jangan lewatkan peran kita yang memuliakan diantara sesama sebagai cahaya yang menerangi gelapnya hati dan budi. Ayu, lakukan mulai dari menyinari diri kita dengan cahaya suci dari Ilahi.

 Kita seringsekali mengeluh ketika ada hadangan yang memberatkan langkah untuk memulai. Sayapun tidak habis fikir apa motivasi terkuat kita yang sering melemahkan diri untuk mengupayakan hal-hal baik. Padahal kita tahu yah, kemapanan butuh sekali upaya yang tangguh halnya pemuda yang menaklukan kota konstantinopel pada tahun 1453 M yang kemudian ia disematkan dengan nama Muhammad Al-Fatih. Apakah kita kira itu tidak membutuhkan perjuangan yang amat kokoh dalam benak dan fikirannya? Ini cukup untuk kita yang masih sangat muda untuk menerima energi kemudaannya melakukan hal-hal yang baik yang mengistimewakan kita dihadapan Ilah. Energi kemudaan namanya yah? Selalu ingat itu yah sahabat-sahbat terbaikku ^_^.

Bolehkan saya meminta uluran sahabat mengingat kembali masa-masa hidup sahabat pada usia 5 sampai 17 tahun? Ada apa sajakah pada usia itu? Adakah keistimewaan bagi sahabat? Apakah sahabat benar-benar merasakan perbedaan yang mendalam atau tidak ada perbedaan sama sekali? Silahkan sahabat memulainya? Mau sekarang juga silahkan ataupun nanti kalau ada kesenggangan waktu. Tak apa yang terpenting sahabat melakukannya yah ^_^? Ingat yah? Setiap kebaikan dicatat sebagai kebaikan sepuluh kali lipat. Ini pekerjaan yang baik bukan?

Setelah sahabat sudah melakukannnya, ingat satu hal ini yah? Apa yang sangat baik dan penting untuk kehidupan sahabat dimasa mendatang? 

Baik, saya cukupkan sampai disini saja yah, Insya Allah kita lanjutkan nanti. Semoga Allah senantiasa bersama kita dan memberikan rahmatnya untuk kehidupan kita, baik di dunia maupn di akhirat kelak.

Sinari hati suci ini dari Ilahi, sekali ternodai cukup mendekatlah pada Ilahi.

SALAM SUKSES MUDA BAHAGIA!!!

- Cermin Hitam -


Bagaimana ketika kita bercermin di cermin yang sangat kotor tertutup oleh noda ataupun yang lainnya. Bisakah kita melihat wajah atau tubuh yang cantik ini? Kalau yang bisa silahkan acungkan tangan. Ya! Ada! Bagus!

Cermin identik dengan pantulan dari bentuk benda yang dilihatnya. Dapat berfungsi jika cermin itu bersih sehingga dapat melihat bayangan kita yang sebenarnya. Melihat diri yang begitu anggun, dewasa dan penuh kepercaya dirian yang tinggi serasa diri ini adalah pribadi yang baik. Dan ketika ada sesuatu yang tidak pas atau tidak berkenan kita langsung meresponya dengan perbaikan diri. Bayangkan berapa banyak pribadi yang seperti itu. Biasanya yang masih muda-muda yang sering bercermin. Ibu-ibu juga pas mau berangkat arisan atau kondangan. Cung yang ngaku? Kalau diem berarti ngrasa. 

Sekarang coba kita bercermin di cermin yang hitam dimana cermin itu tidak menangkap pantulan cahaya karena tertutup oleh noda-noda kehitaman. Kita tidak bisa melihat diri kita yang sebenarnya. Karena tidak bisa melihat kita akan meminta bantuan orang lain untuk menggambarkan diri kita. Jika yang diungkapkannya baik kita merasa terkagum-kagum. Namun jika sebaliknya kita akan kehilangan kepercayadirian. Dampaknya sangat luarbiasa sekali, seumur hidup kita terus menerus mengkerdilkan diri kita, yang sebenarnya kita sangat berpotensi untuk menjadi pribadi yang mulia.

Hakikat cermin hitam adalah diri kita yang dapat dilihat dari hati terdalam. Hati kita sangat sulit sekali dibohongi, sedikit saja ada yang tidak cocok dengan prilaku kita akan terlukai. Lalu bagaimanakah dengan ketidak cocokan orang lain atas prilaku kita. Berapa banyak orang yang secara sengaja ataupun tidak terlukai oleh perlakuan, perkataan dan sikap kita. Akan bisa melihat jika cermin yang ada di dalam diri kita yaitu hati senantiasa bersih dari noda-noda prasangka. Hati yang hitam berarti ada prasangka-prasangka tidak baik yang membubuhinya. Percayakan bahwa kita bisa membersihkannya sehingga kita bisa bercermin dengan jelas.

- Payung yang Malang -

Suatu hari sepasang suami istri tengah berbulan madu di pinggir pantai. Seolah dunia ini milik berdua, menikmati keindahan pantai yang semakin indah dengan kehadirannya. Bercanda ria diantara keduanya menghapuskan rasa panas teriknya matahari. 

Hari ini yang begitu menyenangkan bagi sepasang suami istri itu tak dirasakan oleh sebuah payung. Ia sudah lama menunggu di pinggir pantai seseorang yang mau menyinggahinya. Ditelantarkan begitu saja tanpa rasa iba dari banyak orang yang melewatinya. Ia bergumam, "adakah yang mau memanfaatkan aku?". Namun tak seorangpun yang meladeninya. Sungguh dua sisi hidup yang berlainan.

Langit yang cerah berubah memuramkan pencahayaan, tertutup oleh awan hitam pekat. Menandai akan turunya guyuran air dari langit. Payung itu mensorak ramai, "hore bentar lagi hujan pasti kalian akan berebutan untuk berteduh dibawahku". Orang-orang disekelilingnya sama sekali tak ada yang menghiraukan. Harapan payung nampaknya terkabulkan, angin mulai berhembus kencang. Saking kencangnya payung itu tidak bisa menahan dirinya, ia sekuat tenaga berusaha supaya tidak terdampar. "Tolong aku" teriak payang itu. Semakin kencang angin berhembus menjatuhkan payung itu terdampar di pinggir pantai. Orang-orang disekelilingnya menetertawainya, "hahaha..hahaha..jatuh juga kau". Payung itu hanya bisa meratapi, "oh Tuhan kenapa mereka begitu kejam kepada aku, tidakkah ada sedikit rasa iba dari mereka!". 

Sudah jatuh bukannya ditolong tapi payung itu ditertawai oleh banyak orang. Padahal tidak ada yang salah dari dia, sungguh Payung yang Malang. 

Hikmah dari cerita diatas sangat kompleks. Ada satu hikmah buat kita semua dari sosok payung itu. Ia berusaha untuk menawarkan dirinya, yang perlu digaris bawahi ialah ia yang terlalu berharap kepada manusia sehingga ia sangat kecewa dengan kegagalan usahanya. Mungkin disekeliling kita juga ada yang seperti ini, mengharapkan kepada orang lain atas serangkaian usaha. Tidak menghadirkan Tuhan disetiap upayanya. Sehingga kekecewaan dan kekecewaan akan terus berhamburan. 

- Bantu Orang lain Untuk Maju -

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”

“Dari Indonesia,” jawab saya.  

Dia pun tersenyum.  

BUDAYA MENGHUKUM  

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.  

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. KITA TIDAK DAPAT MENGUKUR PRESTASI ORANG LAIN MENURUT UKURAN KITA.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan ENCOURAGEMENT, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

SEKOLAH yang membuat kita TIDAK NYAMAN mungkin telah membuat kita MENJADI LEBIH DISIPLIN. Namun di lain pihak dia juga bisa MEMATIKAN INISIATIF dan MENGENDURKAN SEMANGAT. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun.

Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. 
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.



- Motivasi Dari Mrs. Risdavila Motivator Muda Indonesia -

Bismillahirramanirrahim..

Alhamdulillah, sebuah kata yang luar biasa yang Allah pinjamkan kepada kita semua atas segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepada kita semua. Yang tidak terbalas oleh minimnya umur, yang tidak terukur sepanjang meteran dibentangkan dan tidak terlihat sependek mata ini melirik, akan tetapi suatu hal yang pasti bahwa berjuta dan bermilyar kenikmatan itu ada. Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kalian dustakan?. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada seorang yang luar biasa yang selalu rela mengorbankan diri, harta, keluarga dan segalanya hanya agar berdiri tegak dan tersebarnya agama ini, nabi Muhamad saw, kepada para prajurit yang selalu setia menemani beliau dari sahabatnya, keluarganya, tabi’in tabi’atnya dan kepada seluruh umatnya yang selalu mengamalkan ajaran beliau hingga akhir zaman, dan semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin..

Kebingungan yang dialami oleh sebagian bahkan hampir seluruh orang akan hidupnya, adalah sebuah pengaturan dan managemen kehidupan yang akan mengarahkan serta memperindah skenario yang telah Allah goreskan. Fragmen-fragmen cinta, sedih, bahagia, bahkan galau sekalipun sudah merupakan kepingan dari mozaik kehidupan yang sudah tersebar ke berbagai pelosok negeri bahkan dunia ini. Dan semua orang pada dasarnya pasti mempunyai metode paling ampuh untuk mengatasinya dengan penuh senyuman dan menikmatinya dengan penuh keindahan atau bahkan menghalaunya dengan boomerang sakka (salah satu tokoh dalam film avatar) yang akan meghantamnya hingga mencapai titik jurang terdalam di lereng pegunungan Himalaya.

Sebuah motivasi merupakan hal yang selalu dibutuhkan oleh hampir seluruh manusia yang rindu akan kehausan semangat, pengobar bara api mimpi yang terkadang mulai teredam oleh kondisi lingkungan yang tidak pernah mau diajak berbisnis dengan imbalan apapun, sebuah suplemen yang ampuh kala kita rapuh. Disini saya akan mencoba berbagi motivasi yang akan melejitkan semangat bagi orang yang sedang dilanda andilau untuk langkah pertama dalam memulai suatu perubahan serta pendobrakkan baru dalam sebuah kehidupan yang sungguh memerlukan ke antusiasan.

Bermula dari sebuah henyakan ketika mengikuti sebuah training dalam sebuah acara, yang menerangkan hal-hal yang luar biasa bersama kang Ahmad Faisal dari Risalah Training Center, yang menerangkan poin-poin yang begitu sistematis sehingga saya pribadi lebih mudah untuk memahaminya tentang membengun komitmen dan loyalitas tanpa batas. Dimulai dengan melangkah kan kaki kearah sesuatu yang Allah berikan kepda kita yang menjadi software mesin kecerdasan kita, “pikiran”, The power of mindset, berlanjut dengan berburu  siapa diri kita sebenarnya dengan mengetahui the power of character dan menuju ke arah hal yang luar biasa yang lain, ke arah hal yang benar-benar ingin kita wujudkan dalam hidup ini, the power of vision or dream, and how get to it our dream? with take double action,, and finnaly, setelah mngerahkan seluruh kekuatan dan apapun yang bisa kita lakukan adalah syukur dan tawakkal kepada illahi rabbi.

  1. The power of mindset

Ketika berbicara mindset, seolah-olah berbiaca mengenai pikiran kita untuk hidup ini. Ada suatu misteri dalam mindset ini yakni mengajarkan kita untuk menjadi seorang Harry Potter yang mempunyai tongkat sihir dan sihir yang kuat yang akan membantu atau bahkan menjerumuskan kita. Ya.. pikiran, ketika kita memantrainya dengan benar maka ia akan membawa kita pada keluarbiasaan yang belum pernah kita duga, misalnya dalam buku kang muvti ada yang sukses kuliah dengan kekuatan pikiran, berbisnis dengan kekuatan pikiran dan sebgainya. Sungguh Alllah benar-benar Maha Baik ketika memberikan kita sebuah software yang bahkan tidak akan ada yang bisa menandingi kelebihannya untuk sementara  ini.

Apa yang kita pikirkan adalah apa yang akan terjadi. Disinilah letak dari kemagisan pikiran, kenapa ya.. ada hubungannya gitu apa yang kita pikirkan dengan yang akan terjadi? Sebuah peranyaan terlontar dari ucapan seorang teman. Maka sebelum saya jawab, trainer-trainer hebat pun akan menjawab, ya..! berhungan bangeet...karena ada sebuah kabel listrik yang mengalirkan proton, neutron dan elektronkah? Atau ada tali rapia yang begitu panjang yang menghubungkannya, tentu tidak teman, semua itu adalah sebuah kekuatan yang Allah ciptakan untuk kita, salah satu tujuannya mungkin supaya kita lebih meghargai pikiran kita dan berhati-hati dalam memikirkan sesuatu. Karena ketika kita berpikir kita bisa melakukannya maka insya Allah BISA dan ketika kita menolak bahkan mendoktrinasi dan mnginternalisasikan pikiran kita dengan sutu hal yang negatif, mislanya ini susah ah saya ga bisa dan sebagainya. Maka alam dan seluruh partikel di bumi ini pun pun akan meresponnya dan merealisasikan apa yang kita pikirkan. Jadi berhati-hatilah teman..!^_^

Sebuah informasi yang kang Ahmad katakan, mindset adalah sebuah keinginan bukan kenyataan, jadi janganlah takut-takut dan memotong keinginan kita yang luar bisa, misal saya ingin menjadi mahasiswi terbaik se-UIN, itulah mindset yang saya tanamkan dalam pikiran dan diri saya, dan itu keinginan, karena kenyataanya saya BELUM mencapainya. Dan hati-hati dengan kata proses pencapaian yang ditanamkan, misal, saya adakah orang yang selalu berusaha dan bekerja keras, walaupun hasilnya sedikit ya ga papa. Sungguh perlu berhati-hati karena itu menjadi sebuah mantera yang kita pelajari dan kita tanamkan dalam pikiran bawah sadar kita. Berbicara tentang pikiran bawah sadar niih.. ini ternyata termasuk ke dalam unsur utama mindset, selain pikiran bawah sadar, karena ia ga mau sendirian dalam mengarungi perannya, maka ia pun berkawan menjadi tiga seraingkai dengan pikiran sadar dan tubuh, tiga serangkai yang akan membentuk sinkroinitas dalam mindset kita.

Dan ketika kita mempunyai mindset sendiri, maka pasti doong, kita pun harus punya jalan sendiri, maka tempuhlah jalan berdasarkan karaktermu sendiri, kenapa sendiri yaa karena tidak berdua..he, karena pada dasarny seluruh manusia ini istimewa yang mempunyai jalan serta titian yang berbeda-beda tiap personalnya.

2. The power of character

    Setelah kita mengetahui bahwa Allah begitu menyayangi kita dengan memberikan sebuah software yang begiitu luar biasa. Marilah sekarang kita instrospeksi diri dengan mengetahui seperti apa karakter kita. Di dunia ini, pada dasarnya tidak ada yang memiliki kesamaan hingga 100 % karena Allah menciptakan karakter seorang manusia itu begitu IIISTIMEWA,, dan bisa dibayangkan, apa yang terjadi dengan suatu barang yang hanya ada satu di dunia.. waaaw.. begitu MAHHHAAAL sekali harganya. Begitu pun kita Allah telah memberikan harga yang begitu fantastis dan melambung untuk diri kita dengan menciptakan karakter setiap makhluk ciptaannya itu berbeda khususnya dalam menciptakan manusia. Sooo.. jangan membanting harga dengan melakukan aktifitas-aktifitas yang murahan, example malas, suatu aktifitas yang sering kali kita hadapi dengan menyerahkan diri, padahal teman, malas itu penyakit loo dan yang tau obatnya adalah diri kita sendiri. Allohumma paksakeun walaukana hoream, itulah obat yang paling mujarab untuk memanterai malas. Bisa karena biasa dan biasa karena terpaksa..hehe.

    Setelah mengetahui bahwa pikiran+karakter kita=ISTIMEWA, kita melangkah kearah sumber kekuatan dan kelemahan. Untuk kita yang bisa dikatakan normal, sumber kekuatan kita adalah tangan kanan, dan kelemahan tangan kiri. Jangan terlalu memforsir diri kita untuk sebuah kelemahan, biarlah tulisan kita walaupun bagus ditulis dengan tangan kanan karena itulah sumber kekuatan kita kecuali mungkin untuk orang yang kidal. Karena ketika tangan ini dipaksa untuk beralih tugas apa yang terasa? Dalam hal menulis aja, tulisannya jadi jelek, ga beraturan dan ga enak banget deh buat diliat. Padahal kita pasti bisa memaksimalkan apa yang sudah Allah berikan untuk menjadi sumber kekuatan kita, jadi kenapa tidak memaksimalkannya teman. Sekedar berbagi tips niih, CARI DAN MAKSIMALKAN KEKUATAN KITA, BIARKAN KELEMAHANNYA MENGIKUTI. BIARKAN KELEMAHAN ITU BERKEMBANG DENGAN SENDIRINYA,,^_^.. right?.. of course harus jawab right..

    Selidik punya selidik teman, ternyata kita sebagai manusia ga kalah lo sama robot, ternyata kita juga mempunyai sebuah mesin yang sungguh luaaaarrrr biasa, kita bisa memamggilnya dengan sebuatan kesayangan, MESIN KECERDASAN.. siapakah dia???. Ternyata jeng..jeng.. dia adalah otak kita, yang berat nya hanya seberapa kilo dari berat badan kita. Tapi kecil-kecil memang cabe rawit nih si cerdas, dia memiliki lima belahan dalam bagian-bagiannya, yaituu..:

    1. Lembik kiri, atau bagian bawah sebelah kiri dari otak kita, biasanya karakter yang lebih condong kedalam kemampuan lembki kiri ini biasa disebut sensing, dalam artian dia memiliki sifat rajin, memory yang kuat serta fisiknya pun luarrr biasa kuat.
    2. Otak kiri, berarti bagian atas sebelah kiri, naah.. orang yang memiliki karakter yang lebih berat ke otak kiri ini adalah orang yang pandai dan pintar bias disebut tipe thinking.
    3. Lembik kanan, atau bagian bawah sebelah kanan, oran bertipe lembik kanan ini biasa disebut orang feeling, dalam artian sosialisasi serta hubungan kemasyarakatannya heba, dia mudah untuk mendapatkan teman, dan mempunyai banyak kolega.
    4. Otak kanan, biasa disebut tipe intuiting. Inilah otaknya orang-orang kreatif, karena orang tipe intuiting ini adalah orang yang memiliki daya kretaifitas yang amazing..
    5. Otak tengan. Tipe ini disebut dengan tipe insting. Orang dalam tipe ini biasanya serba bisa, dan sanagt cocok dijadikan juru damai dalam sebuah konflik atau permaslaahn.

    Lalu, bagaimana kita mengetahui tipe dan karakter diri kita, bisa dengan psikotes atau STIFIN, sejenis meneliti sidik jari untuk mengethuinya. Akan tetapi ada sutau hal yang lebih mudah untuk mengethaui secara hipotesa, yakni dengan menelisik dengan merenung, karena ketika kita melakukan sesuatu dan siap walaupun tidak dibayar, mungkin itulah karakter kita.. intinya.. SUKAI..KUASAI..MENGHASILKAN, wntah itu karya, materi dan apa saja.

    3. The power of vision

      Visi atau cita-cita serta gambaran masa depan, atau lebih banyak kita kenal dengan dream, impian. Saya yakin pasti teman-teman semua adalah sang pemimpi yang mempunyai impian yang luaaarr biasa. Karena setelah kita tahu ad power atau kekuatan dari pikiran dan sudah pula mengetahui karakter kita, mulailah langkahkah kaki ke anak tangga selanjutnya, ke mimpi kita.

      Ada beberapa karakter atau RUMUS dalam bermimpi atau bervisi, yang disingkat dlam buku kang muvti, SMART:
      S= Spesific: jelas
      M=Measurable: dapat diukur
      A=Achiavable: bisa diraih
      R: Relevant dengan karakter
      T=Time limit: adanya batas waktu.

      Maka berkomitmenlah dengan mimpi yang telah kita yakini, libatkan emosi ketika melakukan atau ketika memina kepada Allah, karena sebik-baiknya emosi adalah ketika hati kita sudah ikut menjadi penanam akar dan cikal bakal pertumbuha komitmen. seperti Andrea Hirata sebutkan dalam bukunya Edensor, “BERMIMPILAH, KARENA TUHAN AKAN MEMELUK MIMPI-MIMPIMU.^_^, selamat bermimpi dan yakinlah bahwa Allah maha Tahu apa yang kita inginkan.

        4. Take double action

        Sebuah pertanyaan mendasar, kenapa double? Jawabannya karena sadar atu tidak sudah banyak orang yang sukses lebih dulu dari pada kita. Soo.. apakah kita tidak ingin mengejar mereka, maka bukannya double bahjkan harus triple, dan selanjytnya. Intinya tetaplah bersemangat untuk action karena kita begitu Istimewa.

        Ada tiga jenis kerja atau action itu sendiri, yakni, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Diibaratkan sebgai seorang tukang kuli yang disuruh oleh atasannya untuk mengangkut beras dari dsalm truk ke dalam gudang, dalam fase oertama dia menggunakan kerja keras, sehingga dalam 5 emnit hanya bisa mengankat 1-2 karung saja sedagkan tuntutan dari atasannya dalam 5 menit harus bisa mengangkat 20 karung. Dia pun berpikir, maka lampu pun menyala, dia menggunakan troli untuk mengangkatnya, sehingga berhasil lah mmbawa 20 karung dalam waktu lima menit. Akan tetapi, dasar manusia, ternyata sang atasan memerintahkan lagi untuk membawa 40 karung dalam lima menit, dan si kuli merasa tidak mampu lagi, ia sudah mngerahjkan seluruh kemampuannya, maka tinggalllah ia bekerja ikhlas, yang dimaksud ikhlas disini adalah kerja yang sudah maksimal dan total sehingga sang kuli hanya tinggal tawakkal kepada Allah. Dan Allah pun memberikan balasan yang luar biasa untuk orang yang sudah bekerja atau berikhtiar, yakni:

        إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ  dan فَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ dalam Q.S. Fushilat: 8 dan Q.S. al-Hajj:50.
                    Anggaplah mudah action itu, karena Allah pun ikut mengatur..


         5. Syukur dan Tawakkal

          Kemampuan manusia itu ada batasnya, dan pada dasarnya Allah pun tidak akan membebani manusia dengan apa yang tidak dikuasainya. Maka, ketika mendapatkan kesulitan atau kesusahpayahan pun bersyukurlah karena apa yang ada, mungkin itulah yang berpengaruh, tapi jangan hentikan itu dan jangan mengeluh. Q.S.Ibrahim:7.
          ^_^..^_^..^_^..

          Mohon maaf atas segala kekurangannya,,

          - Penyentuh Hati -

          Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Kisah di bawah ini adalah kisah yang didapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

          Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

          Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. 

          Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah. Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus.

          Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

          Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

          Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.

          Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. 

          Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter. Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

          Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. 

          Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya. Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

          Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua." Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."

          Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."

          Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu. Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.

          Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " 

          Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan. Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.

          Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. 

          Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami.

          Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.

          Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! 

          Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.

          Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

          Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya ."Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

          Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. 

          Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT." Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA! 

          Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

          Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. 

          Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! 

          Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! 

          Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

          Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.

          Hangatkanlah hati ini dengan berbagi meskipun itu sangat kecil. Berusahalah lalu perhatikan apa yang terjadi^_^.