Bagaimana ketika kita bercermin di cermin yang sangat kotor tertutup oleh noda ataupun yang lainnya. Bisakah kita melihat wajah atau tubuh yang cantik ini? Kalau yang bisa silahkan acungkan tangan. Ya! Ada! Bagus!
Cermin identik dengan pantulan dari bentuk benda yang dilihatnya. Dapat berfungsi jika cermin itu bersih sehingga dapat melihat bayangan kita yang sebenarnya. Melihat diri yang begitu anggun, dewasa dan penuh kepercaya dirian yang tinggi serasa diri ini adalah pribadi yang baik. Dan ketika ada sesuatu yang tidak pas atau tidak berkenan kita langsung meresponya dengan perbaikan diri. Bayangkan berapa banyak pribadi yang seperti itu. Biasanya yang masih muda-muda yang sering bercermin. Ibu-ibu juga pas mau berangkat arisan atau kondangan. Cung yang ngaku? Kalau diem berarti ngrasa.
Sekarang coba kita bercermin di cermin yang hitam dimana cermin itu tidak menangkap pantulan cahaya karena tertutup oleh noda-noda kehitaman. Kita tidak bisa melihat diri kita yang sebenarnya. Karena tidak bisa melihat kita akan meminta bantuan orang lain untuk menggambarkan diri kita. Jika yang diungkapkannya baik kita merasa terkagum-kagum. Namun jika sebaliknya kita akan kehilangan kepercayadirian. Dampaknya sangat luarbiasa sekali, seumur hidup kita terus menerus mengkerdilkan diri kita, yang sebenarnya kita sangat berpotensi untuk menjadi pribadi yang mulia.
Hakikat cermin hitam adalah diri kita yang dapat dilihat dari hati terdalam. Hati kita sangat sulit sekali dibohongi, sedikit saja ada yang tidak cocok dengan prilaku kita akan terlukai. Lalu bagaimanakah dengan ketidak cocokan orang lain atas prilaku kita. Berapa banyak orang yang secara sengaja ataupun tidak terlukai oleh perlakuan, perkataan dan sikap kita. Akan bisa melihat jika cermin yang ada di dalam diri kita yaitu hati senantiasa bersih dari noda-noda prasangka. Hati yang hitam berarti ada prasangka-prasangka tidak baik yang membubuhinya. Percayakan bahwa kita bisa membersihkannya sehingga kita bisa bercermin dengan jelas.
0 komentar:
Posting Komentar