Affiliate Program ”Get Money from your Website”

Jadi Pemuda Kaya Raya

Konon, pada suatu saat nanti di depan pintu surga, berdirilah dosen, dokter dan ulama. Dulunya, selama di dunia si dosen telah mendidik banyak mahasiswa, si dokter telah menyembuhkan banyak orang sakit, dan si ulama telah membimbing banyak orang yang berdosa.

Walhasil, masing-masing menganggap dirinya paling berjasa, sehingga masing-masing merasa berhak untuk masuk surga paling dulu. Mereka pun berebut.

Tiba-tiba, datanglah pengusaha. Anda tahu apa kata mereka? Si dosen langsung menyambut, "Nah, ini dia pengusaha kita! Beliaulah yang membangun kampus kami." Si dokter pun berseru, "Beliau juga banyak membantu klinik kami." Si ulama turut melengkapi, "Beliau juga merupakan donatur tetap untuk tempat ibadah kami."

Akhirnya, mengingat jasa-jasa si pengusaha, maka baik dosen, dokter, maupun ulama pun rela untuk mengalah. Mereka bertiga sepakat mempersilahkan pengusaha untuk masuk surga paling dulu!

***

Jangan tertawa yah? Terus jangan disalah artikan yah? Dan jangan serius begitu? Ini cerita cuma isapan jempol belaka. Inti dari cerita ini yaitu jadilah pengusaha yang sholih. Bagaimana supaya harta itu didermakan dengan baik. Bukankah begitu? Jangan sampe kaya ya kayanya buat diri sendiri saja. Tapi bagaimana supaya harta yang Allah karuniakan kepada kita ialah dapat mengkayakan sesama. Sepakat yah?

Nah, apakah sahabat mempunyai harapan untuk jadi pengusaha? Saya pernah mendengar Mario Teguh berujar begini, "kalau Anda sekarang jadi pekerja (baca:karyawan) pastikan bahwa Anda pun mempunyai harapan untuk mempekerjakan (baca:punya karyawan)." Apakah ini terlalu mustahil untuk kita, yang sekarang jangankan mempekerjakan orang lain, wong saya saja masih nganggur keneh (pengangguran begini).

Hey, hati-hati yah? Memang, saat ini kita masih pengangguran, masih jadi karyawan, masih jadi pengusaha amatiran. Tapi, mbok ya jangan merendah diri begitu lho. Emang ada yang tahu, lima tahun ke depan kita jadi pengusaha beneran? Karyawannya sampai ratusan ribu, sholih lagi. Jam 3 pagi karyawannya pada tahajud, sebelum aktivitas kerja pada sholat duha. Terus sholat duhur asharnya berjamaah di perusahaan dan kita yang memimpin sholatnya. Coba bayangkan yah? Kita punya karyawan 250.000 orang. Pas sholat duhur, semuanya duduk rapih di dalam masjid perusahaan kita. 250.000 loh?

Subhanallah, indah dah pemandangannya. Wajah karyawan kita yang berseri-seri. Dan Anda sebagai pemimpin sholat (khusus laki-laki yah? yang perempuan masa jadi imam sholat? hehe) memberikan wejangan terlebih dahulu, "para jamaah perusahaan yang dirahmati Allah..mari kita serahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah, semoga hari ini kita semua dipertemukan kembali oleh Allah di surga nanti dengan barisan, pemandangan, dan orang-orang yang persis seperti hari ini kita sholat berjamaah. Dan setelah sholat berjamaah, para jamaah diwajibkan tadarus qur'an, kita sama-sama menggemakan perusahaan kita dengan ayat-ayat Allah." Dahsyaattt!!! Merinding saya. Sepertinya, kita punya perusahaan, karyawan pada betah, karyawan pada gembira, pada bahagia, pada seneng, pada ngenal Tuhannya.

Jadi teringat dengan Muhammad Alfatih sang penakluk kota Konstantinopel. Dalam ekspedisinya menyerang kota paling kuat pada masa itu (1453 Masehi). Beliau memimpin pasukan sebanyak 250.000 dengan persenjataan yang lengkap dengan meriam seukuran gajah, strategi yang gemilang dan persediaan yang memadai. Akan tetapi beliau tidak mengandalkan itu semua. TIDAK! Apa yang beliau andalkan?

"Pada hari itu, 250.000 pasukan yang dipimpin, Muhammad Alfatih memerintahkan agar pasukan dapat menggunakan waktu pada tanggal 28 mei untuk melakukan ibadah-ibadah kepada Allah Swt agar Allah berkenan memberikan kemudahan. Seluruh pasukan diperintahkan untuk berpuasa pada esok harinya, melakukan sholat tahajud, membaca Al-qur'an, berdoa dan memohon kepada Allah, serta semua prilaku yang dapat mendekatkan diri kepada Allah yang memegang kunci kemenangan."  Tulis Ustadz Felix dalam bukunya.    

Begitupun saat Shohabat Umar bin Khattab memberangkatkan pasukannya ke tanah Persia, "Sesungguhnya kita hanya ditolong karena kemaksiatan musuh-musuh kita kepada Allah, jika kita juga sama dalam melakukan kemaksiatan maka adalah mereka lebih utama dari pada kita dalam hal kekuatan, jika kita tidak mengalahkan mereka dengan kekuatan kita, mereka akan mengalahkan kita dengan kekuatan mereka."

Hanya amal sholih yang jadi andalan pemimpin terbaik umat ini. Muhammad AlFatih, pemuda yang mengomando 250.000 pasukan kala usianya 21 tahun. Muhammad Alfatih adalah panglima terbaik, pemimpin terbaik dalam sejarah sampai detik ini.“Pasti, akan ditaklukan Konstantinopel dan sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya” (HR. Ahmad).

***

Sangat syahdu rasanya, bisa seperti itu yah? Apakah Anda tertarik bisa seperti itu? Pastikan jawaban kita adalah IYA. Semoga kita dikaruniai hal demikian sama Allah. Aamiin.

Perusahaan yang menghantarkan kita ke surgaNya. Sekolah yang menghantarkan kita ke surgaNya. Kampus yang mengahntarkan kita ke surgaNya. Dan profesi yang menghantarkan kita ke surgaNya.

Mungkin sebagian diantara kita ada yang riskan dengan tujuan hidup, tujuan dari bekerja adalah untuk meraih surgaNya. Sehingga ia lebih tertarik hanya sekedar mendapatkan uang. Setelah itu habis untuk makan, sandang, tapi lupa sama hakikat hidupnya. Dan ia akan menyesal kalau semua yang dibanggakannya itu habis ludes dimakan tujuannya yang gak jelas itu. Jadi sekarang, mindset-nya adalah ibadah. Boleh deh kapan-kapan, bisa sahabat belajar langsung dari Ustadz Yusuf Mansur. Beliau sampai menulis buku berjudul Mencari Tuhan yang Hilang untuk mengingat-ingat masa kelamnya. Inti buku itu adalah tujuan hidup sebenarnya. Tujuan bekerja sebenarnya.

***

Inti dari semua inti kehidupan ini adalah sholih. Benar? Ialah pengusaha sholih, pegawai yang sholih, guru yang sholih, dosen yang sholih, dan mahasiswa yang sholih, yang dekat dengan yang Maha Pemberi Rezeki. Ialah Allahukhoirurrozikiin.

Jikala kita berharapan adalah yang besar. Karena kita punya Allah yang Maha Besar. Jikala kita berkeinginan ialah hanya sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah dan untuk Allah. Sehingga semua kerja jadi ibadah, usaha jadi ibadah, bisnis jadi ibadah, menulis jadi ibadah, mengajar jadi ibadah dan belajar jadi ibadah.
Sebagai penutup dari tulisan ini. Bahwa apa yang kita peroleh sampai hari ini, sesungguhnya harus menambah kesyukuran kepada Allah. Lebih-lebih menjadikan yang kita dapatkan ialah untuk lebih mendekat kepada Allah. Bukan membuat jauh dariNya.   

Mohon maaf jika perkataan saya ada yang tidak berkenan. Mohon maaf pula atas kekurangan saya. Dan jangan lupa, jika ada kelebihan mohon dikembalikan. Hehe.

--------------------
Sumber Inspirasi:
Felix Y Siauw. (2013). Muhammad Alfatih 1453: Jakarta. AlFatih Press.
Yusuf Mansur. (2012). Semua Bisa Jadi Pengusaha: Jakarta. Zikrul Hakim.
Ippho Santosa. (2012). 10 Jurus Terlarang!: Jakarta. Elex Media.