Affiliate Program ”Get Money from your Website”

It This Temporary!!!

Adalah sebuah keniscayaan bahwa setiap insan yang dilahirkan di dunia ini berupaya meluarbiasakan dirinya..


Hidup di dunia ini hanya sekali setelah itu menunggu malaikat maut mengambil nyawa dalam dada ini. Badan titipan Tuhan ini akan diambil kembali oleh-Nya. Hanya saja perlu menyakan pada jiwa ini, dengan cara bagaimanakah Tuhan mengambil titipannya. Dengan cara baik-baik atau sebaliknya. Maka diperlukan keyakinan bahwa Tuhan mengambil jiwa ini dengan cara terbaik.


Analoginya, sahabat terbaik kita menitipkan sebuah piring cantiknya kepada kita. Ia memberikan kewenangan kepada kita untuk memanfaatkan piring cantiknya. "na, saya nitip piring yah? Tolong jaga dengan baik. Kalau kamu mau memanfaatkannya, silahkan gunakan saja."


Setelah itu ia pergi meninggalkan kita. Dengan caranya yang santun saat menitipkan piring kepada kita membuat jiwa kita teramat bahagia karena kita diberikannya kewenangan untuk memanfaatkannya. Tanpa berbasa-basi digunakannya untuk wadah kita makan.


Setiap kali kita makan senantiasa piring cantik itu digunakan. Serasa punya sendiri kita terlihat sangat bebas. Namun kita diberikannya amanah, "jagalah dengan baik". Dapat dimaknai bahwa selain kita memanfaatkannya kita juga diamanahi untuk merawatnya. Membersihkannya ketika kotor, menaruhnya ditempat yang aman supaya tidak pecah, dan tidak digunakan secara sembarang. Jangan sampai ketika yanp punyanya mengambil dalam keadaan tidak terawat. Minimal keadaannya harus seperti saat awal menitipkan.


Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Selang sampai satu tahun piring cantik itu terlihat gagah pada keadaannya di tempat. Mengkilap laksana cahaya bulan purnama. Terawat dengan bersih tanpa sedikitpun noda. Keadaannya lebih dari saat sahabat terbaiknya menitipkan. Sampai-sampai ada kawannya yang mau membeli piring cantik itu. Ia katakan kepadanya, "ini titipan dari sahabat terbaikku jadi hanya sementara, pada waktunya nanti akan diambil kembali." tuturnya kepada kawan terbaiknya. 

Tak lama kawannya pergi meninggalkan. Sahabat terbaik yang ia tunggu datang menamuinya. “Assalamu’alaikum..” sambil mengetuk pintu depan rumah. “Wa’alaikumussalam..” jawab tuan rumah. “Wah...ternyata sahabat terbaikku, bagaimana kabarnya sahabat?” pujinya. “Alhamdulillah akh kabar ana baik-baik saja, ana kangen nieh sama antum sudah lama tak berjumpa. Kabar akhi sendiri bagamana nieh?” puji sahabat terbaiknya. Lalu tuan rumah menjawabnya dengan bijak, “alhamdulillah akh kabar ana juga baik-baik saja. Sangat bahagai sekali ana kedatangan tamu terbaik, serasa kaya bermimpi.” “ah bisa saja akhi ini” dengan genit sahabat terbaikknya menjawabnya. 

Saling mencurahkan kerinduannya, kemudian sahabat terbaikknya menanyakan. “Oh ia bagaimama kabar piring cantik ana?” “Tenang akh kabar piring cantik antum sangat baik, izinkan saya untuk mengabilnya terlebih dahulu ya akh?” ungkapanya kepada sahabat terbaikknya. Diambilnya piring cantik sahabatnya itu. “Ini akh piring kesayangan antum”, “Waah, tambah cantik akh piringnya, sangat mengkilap seperti cahaya bulan purnama. Bersih tiada noda sedikitpun. Ana haturkan terimakasih banyak akh, antum telah menjaga dan merawatnya dengan sangat baik. Sungguh ana sangat bangga kepada antum yang telah merawatnya dengan sangat baik” Pujinya. “Itu sudah menjadi tanggung jawab ana akh” Tuturnya yang sederhana kepada sahabatnya. Sahabat terbaiknya kemudian mengatakan “Oia akh ini ada sedikit hadiah untuk antum, semoga ini bermanfaat buat antum”. “Terimakasih banyak akh, jadi malu nieh” jawabnya sambil tersenyum manis.

Lebih kurang seperti demikian kita dititipkan sebuah amanah dari Tuhan. Yaitu berupa badan dan jiwa kita yang senantiasa harus kita jaga dan rawan. Sebagaimana kisah diatas yang dititipkan sebuah piring cantik merawatnya dengan sangat baik. Kemudian reaksi yang menitipkan sangat bangga sekali dengan cara menjaganya. Sampai-sampai ia memberikan hadiah kepadanya yang telah menjalankan amanahnya dengan baik. Belajar dari kisah itu, sikap bijaksana Tuhan kepada kita sangat dekat sekali dengan kita ketika kita senantiasa menjalankan apa yang diamanhkan oleh-Nya.