Affiliate Program ”Get Money from your Website”

~PATUNG EMAS~


Konon, beberapa ratus tahun yang lalu pernah berdiri sebuah wihara Buddha yag ramai dikunjungi orang. Wihara tersebut terkenal dengan patung emas buddha yang besar. Sampai suatu hari timbul perang, banyak wihara yang dijarah. Benda sakral, seperti peralatan sembahyang dan patung yang terbuat dari emas dirampas. Untuk keamanan diputuskan bahwa patung emas Buddha yang berharga tersebut ditutup dengan lumpur. Setiap hari lapisan lumpur ditambah sehingga menjadi tebal. Puluhan tahun berlalu, ketika perang usai para biksu tidak berani mengupas lapisan lumpur tersebut yang menguras seperti semen. 

Hingga beberapa tahun kemudian tidak ada lagi yang tahu tentang keberadaan patung emas Buddha tersebut. Wihara tersebut akhirnya rusak dan patung tersebut terbengkalai dan keadaannya sangat menyedihkan. Ada burung yang membuat sarang, banyak sampah dan kotoran di patung tersebut.

Suatu hari seorang biksu melihat dan merasa prihatin. Akhirnya dibuatlah proyek untuk memindahkan benda besejarah ini. Namun, sebuah kecelakaan menimbulkan pecahan pada patung Buddha tersebut. Sang biksu sangat menyesal karena patung batu kuno menjadi rusak karena idenya. Dia berusaha memasang kembali kerusakannya dan tiba-tiba dia melihat kilatan cahaya dari lubang pecahan batu. Ketika dibuka lebih banyak ternyata emas. Ketika dibongkar dan dibersihkan dari lumpur yang sudah membatu ditemukanlah patunsgdi salah  Buddha dari emas murni terbesar di dunia. Sampai sekarang patung emas tersebut masih ada di salah satu wihara terkenal di Kota Bangkok, Thailand.  

Apa moral cerita tersebut? Moralnya adalah dalam diri kita sebenarnya ada diri emas yang sangat berharga. Kita tertutup lumpur. Kita harus dibersihkan dari pengaruh buruk yang menutupi potensi emas kita. Tidak ada yang perlu ditambahkan pada diri kita. Ini benar! Yang diperlukan adalah mengurangi, membuang lumpur yang sudah membatu untuk mengeluarkan cahaya emas dalam diri kita. Emas ini adalah diri sejati kita. Impian dan keunikan dalam diri kita. Potensi yang tak ternilai harganya. Kita biasanya terlalu meremehkan diri kita. Kita memercayai orang yang mengatakan bahwa kita lemah, bodoh, malas dan sebagainya. Mereka adalah teman kita, orang tua kita bahkan guru kita. Orang-orang yang mempunyai pengaruh kuat dalam kehidupan kita.

Jadi, mulai sekarang yang perlu kita lakukan ialah membersihkan lumpur yang menempel pada diri kita. Sehingga kita akan mengetahui potensi terhebat yang telah Tuhan karuniakan kepada kita.       

SUKSES TIDAK MEMANDANG SIAPA ANDA, ASALKAN ANDA MAU PASTI BISA DIRAIH

Sukses adalah kewajiban kita untuk meraihnya. Hanya orang-orang yang tidak memiliki cita-cita , yang tidak dapat menikmati kesuksesan. Sukses itu banyak jenis dan bentuknya. Namun, bagi orang yang memiliki cita-cita, impian dan tujuan yang ingin ia raih. Maka ia akan tahu, itulah sukses yang selama ini ia dambakan.
Ketika mendengar manusia bisa terbang, banyak orang yang berfikir ia adalah manusia burung atau manusia memiliki sayap. Ketika wright bersaudara mempunyai keinginan membuat benda yang bisa membawa manusia terbang seperti burung. Hampir semua orang tak percaya dengan keinginannya. Apalagi orang-orang mengenal kedua bersaudara itu sebagai ahli pembuat sepeda. Wright bersaudara tak pernah mengeluh dengan carcian banyak orang. Mereka tak peduli dengan kata orang. Mereka terus bekerja melakukan percobaan demi percobaan, dan mengalami kegagalan demi kegagalan.

Alhasil, tanggal 17 Desember 1903, orang-orang yang semula mengejek terpanah kagum dengan apa yang telah dibuatnya. Keduanya menjadi orang pertama yang membuat “pesawat terbang”. Wright bersaudara telah membuktikan kepada banyak orang, kalau mereka bisa membuat manusia terbang seperti burung.
Kita tidak perlu risau dengan pernyataan yang membuat kita rendah diri, yang menganggap kita tidak mungkin sukses, yang terpenting kita mempunyai keyakinan bahwa kita bisa mewujudkan impian dan cita-cita kita. Adanya keinginan dalam diri kita untuk menjadi orang sukes.

Cerita Sukses Seorang Pengemis

Tanggal 19 januari 2001, Di sebuah kota besar yang berada di planet ke tiga Galaksi MilkyWay. Pada sore hari ketika banyak orang pulang kerja. Ada satu orang pengusaha menaiki mobil BMW serta terlihat sedang terburu-buru. Dia turun dan menuju ATM terdekat untuk mengambil sejumlah uang. Yang pasti uangnya dalam jumlah BESAR.

Di depan ATM itu ada seorang yang sedang duduk-duduk dilantai. Pakainnya kumuh, berlubang dan seperti tidak pernah dicuci. Sorot matanya menunjukkan seseorang yang tidak mempunyai harapan. Didepannya ada sebuah gelas berisi uang. Jika anda sedang berpikir dia adalah seorang pengemis. “Anda 100% benar.” Tapi si pengusaha dengan cueknya melangkah melewati si pengemis dan masuk ke dalam ruang ATM. Ternyata di dalam pengusaha itu tidak ingin mengambil uang, dia hanya sekedar ingin mentransfer uang. Yang pasti transfernya dalam jumlah Besar.

Ketika dia hendak keluar. Entah perasaan darimana si pengusaha menjadi iba kepada pengemis. Waw! dia mengambil dompet dari sakunya. Setelah melihat dari pojok kiri ke pojok kanan sisi dompet. Dia akhirnya berhasil menemukan uang dengan nominal paling kecil! Seribu Rupiah dia berikan kepada si pengemis.
Terima Kasih tuan, Kata si pengemis dengan bibir tersenyum senang. Sampai senangnya dia mengambil uang seribuan itu dari gelas dan memegangnya dengan kuat. Mungkin ini adalah pendapatan terbesarnya hari itu.
Exspresi dari pengusaha itu hanya tersenyum kecut. Tidak lebih dari itu! kemudian dia mulai meninggalkan si pengemis menuju mobil mewahnya. Lalu, entah kenapa! Ketika dia ingin memasuki mobil, dia seperti tidak rela memberi uang dengan cuma-cuma kepada pengemis tadi.

Dasar Kikir! Dia berlari kembali menuju ke pengemis. Ketika ingin mengambil uang seribuan miliknya. Dia tertahan atau tidak bisa karena uangnya masih digenggam oleh si pengemis.
Akhirnya tanpa pikir panjang, Si Pengusaha mengambil gelas pengemis yang mungkin adalah harta satu-satunya. Dengan enteng dan terlihat seperti mengejek. Si pengusaha kikir itu berkata:
“KAMU JUGA PENGUSAHA BUKAN?”
Kemudian pengusaha berlari kembali ke mobilnya. Dan si pengemis hanya bisa melongo. Walau samar-samar terlihat ada air yang keluar dari matanya. Bersamaan dengan itu terlihat langit sudah berwarna merah. Mataharipun mulai terbenam.
9 tahun kemudian
Tepatnya tanggal 2 juli 2009. Di sebuah gedung mewah yang terdapat di kota besar di planet bumi. Si pengusaha sedang berada di kantornya. Melamun, bahkan terlihat seperti orang stres.
Tentu saja dia stress gara-gara krisis ekonomi global, bisnisnya hampir bangkrut tinggal menunggu hari saja dia akan menjadi miskin. Suatu hal yang tidak pernah dia rasakan seumur hidup. Belum lagi tanggungan hutang yang tidak bisa dia bayar. Bukan hanya jatuh miskin, mungkin dia akan masuk penjara karena tidak bisa melunasi hutangnya.
Tiba-tiba!
Telepon berdering. Ternyata itu dari sekertarisnya. “Pak ada orang yang mau bertemu dengan bapak”.
Sebenarnya pengusaha itu sedang malas menemui siapa-siapa. Apalagi orang yang tidak dikenalnya. Namun dia putuskan untuk menemui si tamu misterius ini.
Tamu misterius itu pun masuk. Lalu diikuti dengan basa-basi singkat seperti perkenalan nama dan sebagainya. Lalu pengusaha pun menanyakan maksud kedatangan si tamu.
ALANGKAH KAGETNTA
Tamu misterius itu mau menginvestasikan uang dalam jumlah besar dalam perusahaannya. Bahkan jumlah uang itu juga sanggup melunasi hutang perusahaan. Pengusaha itu hanya melongo tidak percaya.
Tapi sebelum si pengusaha berhenti dari kegiatan melongonya. Si tamu misterius itu berkata :
“Mungkin bapak sudah lupa terhadap saya. Dulu saya adalah pengemis yang sering mangkal di depan ATM. Gara-gara bapak dulu ngomong, Kamu juga pengusaha bukan? Saya waktu itu benar-benar terharu. Anda tidak menganggap saya sebagai pengemis seperti orang lain, melainkan penjual yang sedang menjual barang. Waktu itu juga saya berhenti mengemis. Lalu merintis usaha saya sendiri. Dan bisa bapak lihat akhirnya saya BERHASIL”
Jadi begitulah Sahabat kesuksesan berawal dari sebuah motivasi sukses. Tanpa memandang siapa diri kita, kesuksesan menjadi milik kita.