Konon, beberapa ratus tahun yang lalu pernah berdiri sebuah wihara Buddha yag ramai dikunjungi orang. Wihara tersebut terkenal dengan patung emas buddha yang besar. Sampai suatu hari timbul perang, banyak wihara yang dijarah. Benda sakral, seperti peralatan sembahyang dan patung yang terbuat dari emas dirampas. Untuk keamanan diputuskan bahwa patung emas Buddha yang berharga tersebut ditutup dengan lumpur. Setiap hari lapisan lumpur ditambah sehingga menjadi tebal. Puluhan tahun berlalu, ketika perang usai para biksu tidak berani mengupas lapisan lumpur tersebut yang menguras seperti semen.
Hingga beberapa tahun kemudian tidak ada lagi yang tahu tentang keberadaan patung emas Buddha tersebut. Wihara tersebut akhirnya rusak dan patung tersebut terbengkalai dan keadaannya sangat menyedihkan. Ada burung yang membuat sarang, banyak sampah dan kotoran di patung tersebut.
Suatu hari seorang biksu melihat dan merasa prihatin. Akhirnya dibuatlah proyek untuk memindahkan benda besejarah ini. Namun, sebuah kecelakaan menimbulkan pecahan pada patung Buddha tersebut. Sang biksu sangat menyesal karena patung batu kuno menjadi rusak karena idenya. Dia berusaha memasang kembali kerusakannya dan tiba-tiba dia melihat kilatan cahaya dari lubang pecahan batu. Ketika dibuka lebih banyak ternyata emas. Ketika dibongkar dan dibersihkan dari lumpur yang sudah membatu ditemukanlah patunsgdi salah Buddha dari emas murni terbesar di dunia. Sampai sekarang patung emas tersebut masih ada di salah satu wihara terkenal di Kota Bangkok, Thailand.
Apa moral cerita tersebut? Moralnya adalah dalam diri kita sebenarnya ada diri emas yang sangat berharga. Kita tertutup lumpur. Kita harus dibersihkan dari pengaruh buruk yang menutupi potensi emas kita. Tidak ada yang perlu ditambahkan pada diri kita. Ini benar! Yang diperlukan adalah mengurangi, membuang lumpur yang sudah membatu untuk mengeluarkan cahaya emas dalam diri kita. Emas ini adalah diri sejati kita. Impian dan keunikan dalam diri kita. Potensi yang tak ternilai harganya. Kita biasanya terlalu meremehkan diri kita. Kita memercayai orang yang mengatakan bahwa kita lemah, bodoh, malas dan sebagainya. Mereka adalah teman kita, orang tua kita bahkan guru kita. Orang-orang yang mempunyai pengaruh kuat dalam kehidupan kita.
Jadi, mulai sekarang yang perlu kita lakukan ialah membersihkan lumpur yang menempel pada diri kita. Sehingga kita akan mengetahui potensi terhebat yang telah Tuhan karuniakan kepada kita.
0 komentar:
Posting Komentar