Kita tahu bahwa ketetapan/takdir telah direncanakan oleh-Nya. Sebagai salah satu pembuktian kita selaku hamba-Nya. Imankah kita kepada qodo dan qodar-Nya? Seperti itulah cara Allah mengetahui kadar keimanan kita.
Tidak jarang orang yang kadang mengeluh dengan kejadian buruk yang menimpanya. Secara tidak langsung sebenarnya kita sedang diukur kadar keimananya. Termasuk orang-orang bersyukur atau tidakkah kita. Bersyukur atas ketetapan-Nya. Karena apa yang telah ditetapkan itulah yang terbaik buat kita.
Saya juga kadang tidak menerima dengan kejadian tidak baik yang menerpa. Namun dengan tiba-tiba pertanyaan dalam hati muncul, "masih berimankah diriku kepada-Nya, lalu mengapa aku tidak menerima ketetapan-Nya" itulah yang menegur jiwa ini. Akhirnya saya sadar, semua yang terjadi pada diri saya ini semata-mata untuk mengetahui dan mengukur kadar keimanan saya.
Setidaknya ketika musibah menimpa kita ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan koreksi untuk kehidupan kita. Contoh saja ketika kita dapat nilai D pada matakuliah. Dengan sontak kita pasti tercengang mengetahui hal itu. Tapi ketika kita memahami bahwa itu merupakan bagian dari qodo dan qodar-Nya kita dapat merasakan pelajaran.
- Ini karena saya belajarnya tidak fokus.
- Selalu mengabaikan proses.
- Tidak sungguh-sungguh menerima materi.
- Kuliahnya tidak semangat.
- Belum menguasai materi yang diajarkan.
- Ilmu yang saya dapatkan tidak pernah diamalkan.
- Kita jauh dengan Allah.
Nah dari koreksi tersebut kita tahu faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kita anjlok. Dari hal tersebut kita tahu upaya dimasa mendatang agar kejadian itu terjadi lagi.
Semoga terpaan yang kita terima atas qodo dan qodarnya menjadikan kita sebagai hamba terbaik di sisi-Nya. Dan kita selalu berusaha untuk mengoreksi diri sebagai cerminan atas usaha kita.
Semoga bermanfaat^_^