Selama ini yang dilakukan oleh pelajar kebanyakan belajar secara
materi kemudian mempraktikannya. Itu sudah bagus kalau setelah membaca kemudian
mempraktikannya. Namun, yang terjadi dilapangan tidak sesuai dengan retorika
yang disamapaikan menteri pendidikan. Kata aa gym ketika ceramah, "kalau
membaca alqur'an dengan tujuan menghayati maknanya. Insya Allah akan dimudahkan
dalam menghafalnya." Itu salah satu tips untuk pembelajar sejati yang
mempunyai visi bahwa belajar adalah hidup. Bener gak?
Belajar untuk menghayati kalau ditarik maknanya lebih jelas dapat
diartikan bahwa belajar ialah bukan hanya memahami dan mempraktikannya,
melainkan didasari untuk memaknai hakikat serta direnungi apakah dari suatu
teori atau pelajaran itu benar adanya atau hanya sebatas bubuhan kalimat yang
tidak bermakna. Sehingga diharapkan ketika belajar dengan menghayatinya. Dapat
mengetahui hal-hal yang dianggap benar dan salah dari fenomena-fenomena
kehidupan.
Karena dunia ini begitu banyak ilmu yang tertulis. Sebagai
pembelajar sudah seyogyanya memilah-milah ilmu yang tengan dan sudah
dipelajarinya yakni dengan menghayatinya. Tanpa seperti ini hal yang mustahil
jikalau ilmu dapat dimanfaatkan atau diamalkan.
Berangkat dari tujuan bahwa belajar adalah untuk menghayati
diharapkan banyak diantara para pembelajar yang mengamalkan ilmunya kepada
orang lain. Sehingga tidak ada lagi orang yang putus belajar hanya karena
keterbatasan ekonomi. Dari pembelajar sejatilah akan tumbuh biji-biji berlian
yaitu mereka yang bersedia mengamalkan ilmunya semata menerangi pendidikan
dengan ketaatan karena Allah.
Dari merekalah masa depan dapat diubah menjadi masa kejayaan yang
penuh dengan cahaya ilmu. Masa depan dapat lebih baik jika diawali dengan ketulusan
karena-Nya. Serta dihiasi dengan saling mengasihi.
0 komentar:
Posting Komentar