Hari
ini diperlihatkan oleh pandangan kehidupan yang sangat kasat mata dan kasat
hati. Mengapa? Begitu banyak orang yang mempunyai kemampuan tapi tidak sukses.
Ya, mereka selalu saja bernegoisasi dengan dirinya bahwa kesuksesannya itu
digantungkan pada materi dan materi serta materi. Saya juga hampir bingung
melihat kenyataan seperti ini. Seolah sukses itu dilihat dari
"materi", jangan sampai ini terpengaruh dengan Darwinisme yang
menganggap manusia untuk mencapai kebahagiaan harus saling bertarung. Meskipun
harus denngan "materi", ah..itu dulu.
Menghayati kembali dengan kenyataan sekarang ini. Bukan
kemampuan yang membuat kita sukses, bukan juga kecerdasan, tajir, ganteng,
cantik, de el el. Ya, bukan semua itu. Karena di dalam kehidupan ini ada yang
mengatur dan diatur, yang menguasai dan dikuasai. Sepatutnya kita sadari
tentang pihak yang mensukseskan kita. Siapa itu?
Kalau bukan kemampuan yang membuat kita sukses lalu siapa?
Kita hidup, karena ada yang menghidupkan. Kita mati karena ada
yang mencabut nyawa kita. Dan kita berharta karena ada yang memberi rezeki.
Logisnya seperti itu. Kaitannya dengan kesuksesan, tentu kita menyadari bahwa
kita sukses karena Disukseskan. Bukan karena harta kita, kita sukses. Bukan
karena kita pintar, pandai, cerdas, kita sukses. Lihat banyak yang punya
kemampuan itu tapi juga tidak sukses? Maka ada yang Maha Mensukseskan.
Begitu sederhananya kehidupan ini yah? Sampai-sampai hal yang
terdekat bisa jauh dari penglihatan kita. Entah karena lupa atau dilupakan,
saya tidak tahu. So, jangan begitu terhadap kehidupan ini. Yaitu memustahilkan
setiap harapan, padahal kita tinggal berharap saja. Lalu nantinya berhasil?
Belum tentu! Tapi sebenarnya kita telah mendekat pada yang Maha.
Kalau bukan karena harapan, kepada siapa lagi kita berharap?
Kita punya Tuhan kan?! Jadi senantiasa ingat itu. Misal kita masih juga
meragukan harapan itu, maka tanyakan kita ber-Tuhan tidak? Sudah deh, jangan
banyak "ngeyel"! Harapkan saja apa yang menjadi harapan kita. Biar
Allah sajalah yang memperkenankan. Kita hanya bisa seperti itu, masalah
dikabulkan ataupun diterima itu urusan Allah. Kita ini makhluk ciptaan-Nya yang
menjadi hamba-Nya, mengapa juga kita meragukan Kekuasaan-Nya. Lho?!
Mari kita mentafakuri sejenak tentang kehidupan ini. Sejenak
saja, tak perlu lama-lama cukup 10 menit saja. Rasakan hembusan angin itu
dengan rasa yang paling dalam. Dalam sekali, ya terus hembuskan dan hempaskan.
Santai, rileks dan nyaman. Baik, fikirkan mengapa kita begitu penting hidup di
dunia ini? Terus tanyakan itu terus. Sampai benar-benar kita menemukan
jawabannya. Sudah dapat? Ya, lalu lihat gambaran diri kita. Lihat, sudah
terlihat gambarnya. Lalu tanyakan, "mengapa Anda begitu penting hidup di
dunia ini?". Lakukan sampai kita menemukan jawabannya. Kalau sudah tahu
jawabannya maka simpan dalam-dalam di dalam fikiran kita.
Okey, jadi seperti ini yah kehidupan ini. Kita berada di dalam
kendali dan terbungkus dalam satuan masa. Dan hanya Yang Maha yang tidak
bermasa dan yang Maha Mengendalikan. (Baca surat al-ikhlas). Semua ini
benar-benar di dalam genggaman-Nya. Untuk hidup kita yang sangat sederhana ini,
tidak mungkin kalau kita semena-mena menyatakan suatu hal yang berada di dalam
kuasanya. Karena kadang kita terperangkap pada kesuksesan yang dirasakan. Dan
ini sangat berbahaya sekali, kalau kita mengatakan "Aku sukses karena
kemampuanku". Jangan diulangi lagi. Sungguh, kita sukses karena kita
DISUKSESKAN. Cukup Allah sajalah sebagai sandaran kita. Aku + ALLAH = CUKUP.
0 komentar:
Posting Komentar