Apa
kabar sahabat-sahabatku semuanya? Semoga kabar sahabat senantiasa sehat,
semangat , dahsyaaat! Aamiin.
Tepatnya pada hari kamis tanggal 12 Oktober 2012 dipertemukan
dengan sesosok yang sangat sederhana tapi sangat bijaksana. Ia bernama pa Adi
yang sekarang masih menetapi pekerjaannya sebagai penjual bubur kacang khas
Madura. Ia baru dua bulan menetapi pekerjaannya yang lantaran karena terpepet
dengan pemberhentian kerja dari jawa tengah sehingga harus merantau ke Bandung
ikut dengan kakanya. Tapi yang terpenting ialah saya ingin menilik lebih dalam
apa hikmahnya?
Pa Adi menuturkan kata demi kata, begini..
Memang saya disini bekerja karena saya kepepet dengan kebutuhan
keluarga, ditambah lagi dengan pekerjaan yang sekarang semakin sulit didapatkan
hanya dengan modal ijazah SD. Bayangin aja de, dirumah anak sudah 3 tapi
penghasilan hanya 400rb. Secara akal, ini sangat kurang sekali. Sangat kurang.
(Gak minta naik gaji aja pa sama kaka? imbuh saya). Tidak de, ini juga sudah
bersyukur banget. Karena dari sini saya diajari ilmu baru gimana caranya dagang
dan bikin bubur kacang yang enak. Ini ilmu dan pengen suatu saat saya pengen
pake modal sendiri buat dagang bubur kacang. (Oh, jadi yang terpenting itu
ilmunya ya pa?). Bener de, karena ilmu itu MAHAL. Kalau uang 400rb satu minggu
bisa habis, tapi kalau ilmu itu sampai kapanpun akan terus dipake. Gaji kecil
tidak apa-apa yang penting setiap kita bekerja kita harus mempelajari ilmu dari
pekerjaan itu. Bukan mengeluh di bayarannya, tapi ilmu apa yang sangat
bermanfaat buat kita nanti. (Subhanallah pa). Ia, ade kuliah yang rajin supaya
jadi orang besar. (Aamiin ya Allah, Terimakasih banyak pa ilmunya). Sama-sama
de.
Sangat singkat sekali penuturan beliau mengajari saya memaknai
hidup ini. Yang dipaparkan oleh Pa Adi ialah mengenai keikhlasan dalam bekerja
yang dibarengi dengan pandangan postif bahwa bekerja itu bukan hanya semata
mendapatkan uang tapi juga mendapatkan ilmu baru dari pekerjaan itu. Sederhana
sekali yah kebijaksanaan kata beliau?
Coba kita tilik pada usaha kita sekarang. Masih banyak toh yang
sibuk mencari pekerjaan yang bayarannya tidak sesuai dengan yang kita inginkan
dan gara-gara itu kita tidak jadi bekerja. Berbeda dengan Pa Adi loh yang
mensyukuri pemberian GAJI itu. Memang uang 400rb itu setara denngan uang
kiriman saya dari orangtua, tapi itu bagi Pa Adi bermakna lain. Ia menafkahi
keluarganya dengan uang pas-pasan itu. Sangat-sangat prihatin sekali tapi orang
seperti beliau tidak menyerah pada pandangan GAJI KECIL. Tapi beliau memandang
pada sisi lain yaitu ILMU. ILMU dari pekerjaannya, bukan UANG dari
pekerjaannya.
Sosok seperti Pa Adi mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat
kita semua. Halnya seperti Hendy Setiono yang merintis Waralaba Kebeb Turki
Babarafi yang sekarang outletnya sudah mencapai 600 outlet diseluruh Indonesia
dimana bermula dari cara pandang bahwa bekerja bukan hanya mendapatkan uang
tapi juga mendapatkan peluang dari pekerjaan itu. Perintis sejati dari sebuah
pekerjaan rantauan yang kemudian diduplikasi menjadi bisnis sendiri.
Baik itu saja dari saya semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar