Affiliate Program ”Get Money from your Website”
Home » » - Di Dalam Hidup Ini -

- Di Dalam Hidup Ini -


Pada suatu waktu saya merasa sangat lemah sekali menjalani hidup ini, serasa dunia mau runtuh. Ditambah dengan suasana langit yang mendung menjadikan hari itu merupakan hari yang sangat pas sekali untuk menggambarkan suasana hati saya. Fikir saya waktu itu. Hampir-hampir di dalam fikiran saya selalu menanyakan hal yang sama terhadap yang sudah terjadi. Mengapa hidupku seperti ini? Ya, sinar terang sepertinya tidak bisa masuk lantaran jiwa saya yang tertutupi oleh hentangan debu hitam pekat.

Apakah Anda juga pernah merasakan hal seperti ini? Apa reaksi Anda waktu itu? Saya fikir reaksi kita akan sama yah? Kita kadang mencoba mengeluh kepada Allah, Tuhan kita tapi mau bagaimana lagi ini sudah terjadi mau diapakan lagi. Seperti nasi yang sudah jadi bubur kata orang bilang. Tapi saya berfikir kembali, bagaimana kalau nasi yang sudah jadi bubur itu saya beri kecap plus ayam bawang dan dikasih kerupuk udang. Pasti rasanya lebih enak daripada hanya sekedar nasi bubur? Apalagi dikasih irisan ati ampela, wah rasanya lebih nikmat lagi ini. Fikir saya sambil membayangkan saya yang sering makan bubur ayam pakai ati ampela. Hehe..

Setiap dari masalah yang bertamu ke kita biasanya ada dua tipe, tipe yang pertama ialah masalah yang sama dan yang kedua ialah masalah yang berbeda. Tipe masalah yang pertama sering kita jumpai bahkan ini yang sering terjadi jika kita tetap bertahan tidak berusaha mengupayakan perlakukan yang lebih baik. Karena tipe masalah ini cenderung untuk mengetes kembali pelajaran yang belum lulus. Artinya kalau dalam bahasa mata pelajaran belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), berarti kita diberitahu untuk belajar kembali sampai kita mencapai nilai KKM. Halnya dengan masalah kita akan demikian, kita akan diuji masalah yang sama bukan karena kita tidak mampu tapi kita dituntut untuk mampu. Sehingga pada masalah yang sama berikutnya kita menghadapinya dengan cara berfikir yang beda yang lebih bisa. Ya, kita akan bisa menyelesaikannya. Contoh kecilnya ialah, saat kita masih SD kelas 1. Ada tugas yang diberikan oleh guru kita berupa tugas matematika tentang penjumlahan. 2+1+3-4-0-2 = ? Coba kita menengok sejenak pada masa kecil kita. Soal itu terasa rumit sekali, ya kita berfikir-fikir dengan penuh imajinasi. Makanan apa ini kok kaya bebek, kaya jagung bakar, kaya garpu, kaya hidung, kaya telor, dan kaya kaya lainnya. Sungguh terihat kasihan yah diri kita itu, sebenarnya ini mudah bukan? Tapi fikiran kita masih fikiran anak kelas 1 SD. Beda dengan sekarang toh? Sekarang kita menyelesaikannya dengan mudah, mungkin sambil menutup mata yah menjawabnya? Hehe.. Dari contoh sederhana ini membuktikan bahwa kemampuan kita yang harus ditingkatkan untuk menyelesaikan masalah-masalah. Bukan berprilaku yang sebaliknya, mencerca masalah bahkan menghardiknya. Jadi bukan besarnya masalah yang menjadi penghalang hidup kita yah akan tetapi kemampuan kita yang belum cukup untuk menyelesaikannya.

Tipe masalah yang kedua ialah masalah yang baru. Bukan masalah yang sama, pada tipe ini masalah yang bertamu kepada kita dengan wajah yang baru. Mungkin wajahnya lebih tampan atau lebih cantik dari yang sebelumnya. Tapi mungkin akan bermakna lain pada sorotan mata yang sama. Kita yang dihadapkan pada golongan masalah yang baru mungkin akan terlihat berbinar-binar, karena kita sudah diajarkan bahwa masalah bukan terletak pada besarnya tapi terletak pada kemampuan kita. Masalah bagi yang mampunya cuma semiliar maka masalahnya pun akan berkutat pada satu miliar, dan bagi orang yang kemampuanya triliunan maka masalahnya pun berkeliaran pada sekitar triliunan. Maksudnya? Ya, maksudnya masalah dilihat dari kapasitas diri kita. Pada tipe masalah yang pertama betumpu pada sebuah pmberitahuan untuk memampukan diri. Tipe masalah yang kedua bertumpu pada penyesuaian masalah terhadap kapasitas diri kita. Kalau kita sering mengasah kemampuan diri maka masalah yang datang akan terlihat sulit diselesaikan bagi pandangan orang lain yang dalam pandangan kita ini merupakan masalah yang bisa diselesaikan.

Kita kembali lagi yah pada bahasan mengenai nasi yang sudah jadi bubur pakai ati ampela. Hehe..
Waktu itu saya berfikir pesimis banget, kaya mau perang tapi saya tidak bawa senjata apa-apa. Ya, bukan main penatnya fikiran ini dan resahnya jiwa ini. Pagi-pagi sudah dihidangkan dengan masalah yang lezat yah? 

Terdiam sejenak, lalu saya menuliskan beberapa barang belanjaan yan harus dibeli. Sebenarnya hari itu saya sudah memberikan catatan belanja dagangan kepada karyawan saya untuk menggantikan saya belanja. Tapi saya coba ke pasar sendiri. Ya, ngitung-ngitung menyegarkan fikiran saya yang lagi penat.

Dengan ditemani sama dua kaki saya, saya berjalan menuju pasar gerlong. Eits ketahuan deh? Ya, sambil menikmati pemandangan asrih di perumahan KPAD membuat fikiran saya terasa dimasuki angin yang datangnya dari surga. Hehe.. soalnya, rasanya sangat segar sekali. Sampai sekarang bayangan itu masih sangat terasa banget. Ya sambil menulis ini pun sangat terasa bagaimana perasaan saya waktu itu.

Kurang lebih 15 menit saya sampai di temapt yang saya tuju. Saya melihat orang tua. Wanita dua dan laki-laki satu sambil melantunkan sholawat nabi menyusuri tengah-tengah gang pasar. Anda tahu? Bahwa kedua wanita itu tunanetra, dengan ditemani sama lelaki dibelakangnya. ALLAHUAKBAR!!! Hati saya teriak dengan kalimat itu. Saya tidak habis fikir dengan apa yang mereka upayakan untuk hidupnya. Mereka tidak mengeluhkan semua yang sudah diterima dari Allah, mereka tetap berusaha untuk mencari penghidupan. 

Kemudian saya menyusuri jalan yang lain. Saya melihat seorang wanita yang usianya kurang lebih mencapai 60 tahun. Ya, kulitnya yang keriput tapi jiwanya yang masih terlihat masih sangat muda. Wanita berumur 60an itu menjajakkan dagangannya dengan wajah yang nampak berseri-seri. Entah mengapa Allah mengirimkan saya untuk berada di sini di pasar gerlong. Ini tanda saya diberitahu untuk lebih bijak lagi menghadapi setiap kenyataan hidup ini. Saya fikir hari itu merupakan tangisan yang memberikan senyuman pada hati saya. Melihat kedua wanita yang tunanetra dan nenek berusia 60an yang menunjukkan jiwanya dengan baik. Mereka tidak melihat keadaan yang menimpanya tapi apa yang bisa dilakukannya.

Gumpalan air yang menutupi  lensa mata saya tak kunjung mencair, sampai-sampai pasar itu terlihat bercahaya. Ini bagian hidupku yang sangat penting. Ya, penting sekali sampai saya harus menuliskannya untuk semua sahabat-sahabat terbaikku. Kita sama-sama untuk belajar dari siapapun yang ada dalam hidup kita. Siapapun dia, pasti ada titik istimewa yang dapat diambil pelajarannya. Kita masih sangat muda bukan? Saya fikir Anda juga setuju yah bahwa belajar itu sangat penting.

Setelah semua barang belanjaan saya beli, kemudian saya menuliskan satu kalimat di catatan belanjaan untuk hari itu.

“Kalau di dalam jiwa kita terasa rapuh, cobalah untuk menengok jiwa yang lain yang hidupnya kurang beruntung daripada jiwa kita.”

Kita akan terus mengeluh pada setiap masalah yang menimpa kalau kita tidak dibandingkan dengan yang lebih mendalam masalahnya daripada kita. Sesuatu akan terasa penting meskipun itu kecil tapi ia menyinari hati kita dengan cahaya Ilahi. Kecil, tapi dampak untuk hidup kita tidak biasa dan tidak sederhana dan tidak juga kecil. Labih dari biasa.

Tidak ada masalah yang kecil ataupun besar melainkan karena kemampuan kita yang belum mencukupi. Tidak ada masalah yang tidak memberikan pelajaran penting untuk hidup kita yeng lebih baik. Semua yang menimpa kita adalah ditunjukkan untuk menaikan derajat kita dihadapan-Nya.

Baik, sahabat-sahabat terbaikku. Semoga apa yang menjadi pelajaran dalam hidup kita memberikan kenaikan pada derajat hidup kita, yang diberkahi sama Allah dan yang dirahmati oleh Allah. Aamiin.  
   

  

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Kaya Dalam 7 Hari